Hujan 2006 : Mie Instan

by - October 20, 2019


Sebungkus  mie  instan  
Isinya  tak  lagi  betah  dalam  kemasan
Ingin  segera  temui  pasangan
Untuk  siap  dihidangkan


Hadir  semangkuk  kehangatan
Lengkap  dengan  perasaan
Telur  rebus  ditambahkan
Irisan  bumbu  pedas  disertakan


Di  luar,  air  berderai  dari  langit  
Di  dalam,  kegelapan  lama  menghimpit 
Yang  ada  hanya  mie  kuah  hangat
Temani  cahaya  dengan  badan  menyusut 


Pemilih  memiliki  dua  tangan  kanan
Dengan  tiga  sendok  tak  bersandingan
Sisakan  sebatang  tanpa  ikatan
Jadikan  sepenggal  tanya  dalam  pikiran


Kemarin  ia  pergi  menjemput  nafkah
Membawa  kami  dengan  rasa  resah
Tertegun  ingatan  kala  pisah
Malam,  hujan,  mie  instan  tak  lagi  indah


- Rahman Arrijal

You May Also Like

6 Comments

  1. Replies
    1. Hahaha kalo bikin kenyang aneh dong
      *Terimakasih telah mengunjungi blog kami

      Delete
  2. Keren bang. Mi instan aja bisa dibuat puisi, apalagi hatimu, eaa 😂✌️

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ethdah... hahaha
      *Terimakasih telah mengunjungi blog kami

      Delete
  3. Entah kenapa ya, jal. Mie instan yang barang komoditas ini, seolah menjadi hidangan eksotis bersama puisimu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perpaduan antara mie dan hujan, memang demikian. hahaha
      *Terimakasih telah mengunjungi blog kami

      Delete