Ranjang
yang aku tiduri
cukup luas dan
begitu pula dengan
ruangan ini. Aku
biasa di dalamnya
sendiri, tanpa ada
siapapun, hanya aku
seorang. Mungkin untuk
malam ini berbeda,
dia mememaniku tapi
sepertinya hanya sampai
aku terlelap. Aku
berbaring dan dia
duduk di atas
ranjang dan selimut
yang sama. Sepertinya
dia ingin menyelesaikan
pekerjaannya yang belim
selesai. Sebagaimana yang
bisa aku lihat
layar monitor menyala
dan jari jemarinya
menari di atas
papan ketik. Ia
menemaniku disamping sibuk
dengan urusannya dan
mendengarkan cerita-ceritaku.
“Jadi Athan
mau cerita apa
lagi? Masa pahlawan
bukan?”, pertanyaan yang
ia mulai di
awal berbincangan panjang.
Masa
itu bumi tenggelam
dan manusia tinggal
digunung-gunung yang nampak
seperti pulau kecil.
Di masa pahlawan
aku tak bisa
apa-apa, seolah menjadi
manusia paling lemah
di semesta masa
itu. Kala itu manusia lahir diciptakan dengan
kekuatan yang hampir
setara dengan para
dewa. Bahkan tak
sedikit pula yang namanya di
kenal oleh penduduk dunia atas
sebagai
“Manusia Setengah Dewa”.
Sepuluh manusia dewasa
saat itu seimbang
dengan satu dewa
utama. Meskipun manusia
sangat kuat namun
mereka tak sombong
seperti masa sebelumnya,
yang dengan kekuatan
saling membantai satu
sama lain. Populasi
manusia tak sebanyak
sebelumnya dan mengakibatkan
kehidupan mereka berakhir
dengan cukup cepat.
Masa
itu kehidupan manusia
berdampingan dengan monster-monster liar.
Sempat suatu hari
saat kami mandi
tiba-tiba diserang dengan
segerombolan makhluk besar
yang keluar dari
dalam air. Tubuhnya
seperti ikan namun
memiliki tangan dan
kaki seperti manusia.
Kuku dan giginya
sangat tajam seolah
memang diciptakan untuk
mencabik-cabik lawannya. Seekor
monster mengayunkan tangannya
ke arahku dan
seketika kulit wajah sampai tubuhku robek
oleh kuku-kukunya. Darah
telah bercampur dengan
air, merubah bening
menjadi keruh dan
memerah. Dengan sergap
salah seorang melompat
masuk ke perut
monster dan tak
lama ia keluar
dengan cara merobek
perut dari dalam.
Orang-orang lainnya juga
membantu karena sangat
banyak monster yang
menyerang dan sebagian
lagi menjauh dari
air untuk mengobatiku. Itu satu kisah dari banyaknya
perselisihan antara manusia
dan monster-monster liar.
Kebaikan
hati manusia yang
mati karena menolong
sesama dari serangan
monster disebut-sebut sebagai
pahlawan. Seiring
berputarnya waktu manusia
yang hidup semakin
sedikit dan berakhir
lagi peradaban umat
manusia. Semua akhirnya
mati, manusia, monster
tak lagi ada
di muka bumi
tapi tidak dengan
aku. Aku masih
hidup sendiri hingga
air yang menenggelamkan bumi mengering dan hadir
manusia-manusia baru. Sebelum
manusia masa kelima
lahir aku melakukan
perjalanan panjang dan
hingga hari ini
berakhir disini, bertemu
dengan orang yang
aku panggil ibu.
Masa pahlawan telah
menjadi cerita yang
tak dikenal.
“Sudah selesai?”,
tanyanya padaku.
“Kalau sudah langsung Athan tidur saja, ibu jagain”.
“Kalau sudah langsung Athan tidur saja, ibu jagain”.
To Be Continued ...