PARADOKS Bagian 1
“Athan, bangun nak sudah
pagi”.
Untuk sesaat mataku terbuka, menyipit, berkedip beberapa kali dan terpejam kembali. Terang. Begitu Menyilaukan. Kembali kutarik selimut untuk menutupi pandanganku.
Greeekkk... Terdengar suara tirai yang di tarik menutup jendela ruangan ini.
"Bangun Athan, kordennya sudah ibu tutup lagi nih", tuturnya.
Aku segera bangkit dari ranjang dan bergegas ke kamar mandi. Menghiraukan keberadaan dia yang di sekitarku.
Untuk sesaat mataku terbuka, menyipit, berkedip beberapa kali dan terpejam kembali. Terang. Begitu Menyilaukan. Kembali kutarik selimut untuk menutupi pandanganku.
Greeekkk... Terdengar suara tirai yang di tarik menutup jendela ruangan ini.
"Bangun Athan, kordennya sudah ibu tutup lagi nih", tuturnya.
Aku segera bangkit dari ranjang dan bergegas ke kamar mandi. Menghiraukan keberadaan dia yang di sekitarku.
Aku hanya
tinggal dengan seseorang
yang biasa ku
panggil ibu. Dia
seorang dokter. Namaku Athan, saat
ini aku duduk
di bangku SMA. Aku tak
suka cahaya. Seingatku, aku tak
pernah mengalami peristiwa tertentu hingga membuatku sebegitu
bencinya dengan cahaya. Sebetulnya bukan benci melainkan hanya merasa tak nyaman dengan sinar yang begitu terang. Ibu ku pernah
memerikasa kondisiku dan katanya
aku mengidap fotofobia.
Suatu sindrom
dimana kondisi mata teramat
sensitif dengan cahaya
sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman
bahkan terasa sakit.
Diluar, kulihat langit
cerah dan aku
tak suka. Begitu
pula jalanan menuju sekolah,
aku pun tak suka. Ramai,
mungkin karena ini
hari senin jadi
banyak kendaraan berlalu-lalang
melewatiku meski begitu
tetap saja aku
tak menyukainya. Banyak
hal yang membuatku
tak nyaman seperti
cahaya terang, keramaian, berinteraksi dengan
teman, guru, tetangga
bahkan dengan ibu. Bisa
dibilang
aku lebih menikmati kekosongan, kehampaan atau
malah ketiadaan dibandingkan
dengan apa yang manusia
sukai pada umumnya. Terkadang
aku mempertanyakan diri
sendiri mengapa begitu
banyak kejanggalan dari
dalam diriku.
Rambut dan
kulitku berwarna putih
dan aku memiliki
bola mata yang berwarna biru menjadikanku nampak
mencolok diantara teman-temanku. Dengan
sifatku yang tak
banyak bicara, tidak
suka membaur dan tidak punya
rasa iba meski
ada perilaku yang
tidak sesuai norma
di hadapanku. Sebagaimana
apa yang telah terjadi pagi
ini aku menyaksikan
dua peristiwa dalam
waktu bersamaan. Dari
balik kaca jendela
aku ada seorang
siswa yang di
hajar oleh segerombolan
siswa lainnya. Siswa
itu menatapku dengan air
yang berlinangan di
pipinya. Pelipisnya berdarah,
pipinya lebam, beberapa giginya
telah tanggal, seragam
putihnya telah menguning dekil dengan
banyak tanah dan
cap sepatu. Di
dalam kelaspun aku
menyaksikan seorang siswi
di lecehkan oleh
seorang siswa tapi
anehnya tak ku
lihat ada penolakan
dari siswi itu. Aku telah
lama hidup di dunia dan menyaksikan
banyak kejadian dan apa yang
terjadi di kelas
itu seperti dejavu
atau
mungkin memang benar aku pernah
mengalami hal serupa.
“Hei Albino,
ngapain itu mata
lihat-lihat!”, katanya dengan
nada tinggi.
Seketika itu aku memalingkan
pandanganku. Bib bib... bib bib... telfon
genggam pemberian ibu
berdering. Dari layar
tertera notifikasi pesan dari ibu, “Athan,
kalau berangkat biasakan
pamit ya. Baik-baik
di sekolah ya nak”.
BRUAAAKKK!!! ....
To Be Continued ...
20 Comments
Wah, keknya bakal intens cerita ini ... hmmm
ReplyDeleteWahhh... semoga tidak mengecewakan :)
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami.
Suka sama ceritanya
ReplyDeleteTapi kalo boleh jujur mata saya sedikit terganggu dg warna tulisannya
💪😊
Terima kasih atas masukannya. Segera di perbaiki :)
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami.
Ditunggu bagian tiganya 🤗
ReplyDeleteHahaha... bagian dua saja belum.
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami.
Saya suka, sistematis sekali tulisannya. Keren euy...
ReplyDeleteSemoga bisa menyenangkan untuk di ikuti.
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami.
Jadi penasaran
ReplyDeleteSehoror itu kah? hahaha...
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami.
Keren😎goresan pena kakk mampu membuat pembaca masuk ke dlam tulisan😉ehh tp entah y.. apa karna sya yg trlalu baperan gtu aja y😄😄😆😂..
ReplyDeleteKeep spirit bro😊😜
Cepirit Fiya. hahaha
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami.
Ah menarik sekali cerbungnyaaa
ReplyDeleteWahhhh... semoga bisa terus demilkian
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami.
Lights will guide you home and ignite your bone
ReplyDeleteAnd i will try fix you.... 💃
Bahasanya tingkat dewa sekaleee... hahaha
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami.
hmm motongnya pas bikin penasaran, lanjuut ya semangaat.
ReplyDeleteMasih belajar ka :)
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami.
albino like me now. Boleh ku tebak albino seperti siapa pada kehidupan terdahulunya?😁
ReplyDeleteAmat sangat boleh.
Delete*terimakasih telah mengunjungi blog kami:)