PARADOKS Bagian 5
“Ibu
ajari aku bersikap
seperti manusia pada
umumnya”
Semua
bermula dari beberapa
detik setelah aku
memalingkan pandanganku. Telfon berdering “Athan,
kalau berangkat biasakan
pamit ya. Baik-baik
di sekolah ya nak”. Jam
belajar belum dimulai.
Dalam satu ruang
kelas ini hanya
ada enam pasang
mata. Selain mataku
dua pasang mata
lainnya ada disana.
Mata yang saling
bertatapan. Dua tangan
mencengkram tungkuk dan dua lainnya telah
berada di pinggul. Kalau
diperhatikan hingga ujung
rambut, lidah mereka
telah saling bersentuhan
dengan bibir yang
basah. Aku mencoba
pergi dari atmosfer
ini, mendekati pintu
dan membukanya. Ceklek... ceklek... ceklek...
Gagang pintu macet,
sepertinya terkunci dari
luar. Mereka yang
berada di ujung
ruang ini tiba
di sampingku. Siswa
itu mengeluarkan kunci
dari saku bajunya,
membuka pintu dan
mempersilahkan keluar.
BRUAAAKKK!!! ...
Bukan aku yang di persilahkan keluar. Tanpa
aku sadari badanku telah terbanting menghantam
meja. Sebelumnya lenganku
seperti tercengkram begitu
kuatnya, lalu bandannya
memutar ke arah belakang,
keseimbanganku pun menghilang
saat bagian pahaku
terjegal. Hanya itu
yang aku ingat sesaat
sebelum terangkat dan
terbanting begitu mudahnya.
“Jangan macem-macem lu
mau seenaknya keluar
gitu aja!” gertaknya
dengan mendaratkan tangan
yang mengepal di
wajahku. Tak sadar mata,
pelipis, hidung serta bibirku
telah di aliri
darah yang masih
segar. “Bangsat! Berani-beraninya ya elu mengotori
tangan gue”. Aku
kira semua sudah
berakhir ketika dia
mendekati pintu keluar.
Belum sampai aku
bangkit, kaki bagian belakangnya dengen begitu kuat
dan agresif mengenai
kepalaku. Akupun tersungkur
kembali lalu disambutnya
dengan tendangan yang
menurutku tak beraturan
targetnya. Badanku lemas
namun kesadaranku masih
terjaga dan yang
pasti di dalam
diriku tetap tak
merasakan emosi.
Akhirnya
aku menceritakannya pada
ibuku. Dia tertegun
mendengarkan aku. Aku
bisa melihat kekosongan
dimatanya. Dia masih
termenung. Apa yang
di fikirkannya. Air
matanya kembali tupah.
Beberapa detik sampai
menit berlalu ibu
masih diam. Seolah
tersadar dari lamunan
yang panjang lalu
ia menyeka air
matanya dengan jemerinya
yang lembut.
“Athan
disini saja ya,
ibu mau keluar
sebentar. Awas ya kalau pergi-pergi!”, seuntai
senyuman dan kecupan
di mercu kepalaku
menutup percakapan satu
arah ini. Nampak
sangat tergesa-gesa dia
pergi dari ruangan
ini. Dibawanya pula
amplop surat dari
sekolah yang tergeletak
di atas meja
dan tak lupa kunci kendaraannya.
Sekarang dia tak
ada disini. Aku
tak tau akan
pergi kemana, namun
yang aku tau
hanyalah diam di
tempat ini. Sendiri.
Semakin nyaman tanpa
ada siapa pun
disini.
Ceklek...
“Athan, makanan yang
ibu pesan sebentar
lagi sampai. Terima
saja kalau ada
yang kasih bungkusan
kantong plastik”. Dengan
tergesa-gesa ibu kembali
hanya untuk mengatakan
hal itu. “Ada
handphone ibu”. Ku
lihat dia tersenyum
mendengar jawabku singkatku
lalu pergi.
To Be Continued ...
14 Comments
"Kaki belakang"? Maaf, itu kesannya spt berkaki empat 😅
ReplyDeleteHahaha terima kasih atas komentarnya.
Delete*terima kasih telah berkunjung di blog kami
Penasaran nunggu lanjutannya
ReplyDeleteMasih ada bbrp typo ditulisan, say
Typo yang gak saya sadari. huhuhu
Delete*terima kasih telah berkunjung di blog kami
Masih ada beberapa penempatan tanda baca yang salah, mas. Ayo belajar bersama di ODOP 7 :D
ReplyDeleteLemah sekali saya tuh, gak ngerti sama sekali.
Delete*terima kasih telah berkunjung di blog kami
Bersambung hmmmmm. 😌😌😌.
ReplyDeleteDari grup Kairo mampirrr ke tetangga 😅.
Hahaha, kan satu hari satu episode.
Delete*terima kasih telah berkunjung di blog kami:)
Penasaran meski sedikit tidak paham 😁
ReplyDeleteHarus belajar lagi membuat plot yang lebih sederhana nih, sepertinya.
Delete*terima kasih telah berkunjung di blog kami:)
Membuatku semakin penasaran dengan Athan
ReplyDeleteBagaimana dengan ibunya? atau sekolahannya mungkin?
Delete*terima kasih telah berkunjung di blog kami:)
Semacam thriller kekerasan. Good content, menurutku.
ReplyDeletePada bagian ini mungkin demikian.
Delete*terima kasih telah berkunjung di blog kami:)