PARADOKS Bagian 13
Kehidupan
manusia telah berlangsung
lima masa. Fase
pertama atau biasa
aku menyebutnya masa
emas. Masa dimana
manusia tidak mengalami
penuaan, hidup bahagia
dan mati dengan
kedamaian. Semua manusia
yang hidup mendapat
kemudahan dari para
dewa, tak perlu
bekerja namun pangan
selalu tercukupi. Saat
itu manusia belum
mengenal sandang maupun
papan meski begitu
manusia sangat banyak
bersyukur. Bersyukur karena
masa itu tidak
pernah ada yang
namanya kesedihan, penderitaan,
penyakit maupun peperangan.
Manuisa elum mengenal
keserakahan pada masa
itu. Masa itu
berakhir ketika keserakahan
terdengar oleh manusia
dari kalangan para
dewa. Terdengar dari
mulut ke mulut terjadi penggulingan
tahta pada kayangan
yang akhirnya menjadikan
Zeus sebagai penguasa.
Dia adalah sang
pemimpin para dewa yang saat
ini kita kenal.
Masa
kedua berlangsung dengan
penurunan derajat. Masa
itu adalah masa
perak. Masa dimana
manusia harus berusaha
sendiri untuk mencukupi
kebutuhannya. Manusia mulai
bercocok tanam dan
juga berternak untuk
mencukupi pangan mereka.
Tak cukup itu
saja, manusia juga
mulai mengenal papan.
Mereka mulai mengosongkan
lahan dan membangun
rumah untuk berteduh.
Manusia mulai merasa
derajat mereka semakin
direndahkan lalu mereka
memilih untuk tidak
menerima Zeus sebagai
penguasa yang baru.
Kehidupan berakhir dengan
pembantaian masal umut
manusia.
Setelah
kehidupan lama berakhir,
Zeus menciptakan manusia-manusia baru
yang berasal dari
kayu. Kayu itu
biasa dijadikan tombak
oleh para dewa. Masa
itu manusia memiliki
kekuatan otot serta
stamina melebihi leluhur-leluhur terdahulu
mereka, sehingga mereka
mulai saling merebutkan
siapa yang terkuat
dengan cara saling
membunuh. Dunia mulai
berantakan dan Zeus
pun kembali memusnahkan
peradapan dengan menenggelamkan umat manusia. Masa
itu biasa disebut
dengan masa perunggu.
Masa
pahlawan. Masa itu
adalah manusia dengan
moral serta kekuatan
mendekati para dewa sehingga kala
itu manusia disebut-sebut
dengan setengah dewa.
Manusia saling melindungi
satu sama lain
dan memerangi makhluk-makhluk buas. Dengan kebaikannya
pula manusia berakhir
dengan tenang.
Manusia
yang hidup hari
ini adalah manusia-manusia baru.
Masa ini bisa
di katakan masa
besi. Belum tahu
kedepannya apakah akan
di musnahkan lalu
di buat peradapan
baru lagi atau
malah sebaliknya, masa
ini akan menjadi
masa terakhir untuk
umat manusia. Pastinya
kehidupan ini akan
berakhir ketika moral
manusia sederajat dengan
hewan atau bahkan
lebih rendeh darinya.
“Ketemu
lagi nih, Albino”.
“Ngomong-ngomong cepet juga ya luka lu sembuh. Apa perlu gue buat luka yang ekstrem biar awet. Pakai pisau mungkin”, dia menyeringat dan mulai menjilati pisau yang di keluarkan dari sakunya. Aku tak memperdulikan ucapannya.
“Diem aja lu? Kaca mata lu bagus juga tuh, cocok ama lu. CUPU!!!”, merampas dan memasangkannya kembali dengan posisi yang terbalik.
“Ngomong-ngomong cepet juga ya luka lu sembuh. Apa perlu gue buat luka yang ekstrem biar awet. Pakai pisau mungkin”, dia menyeringat dan mulai menjilati pisau yang di keluarkan dari sakunya. Aku tak memperdulikan ucapannya.
“Diem aja lu? Kaca mata lu bagus juga tuh, cocok ama lu. CUPU!!!”, merampas dan memasangkannya kembali dengan posisi yang terbalik.
Di
keningnya tertulis angka
tiga puluh yang
artinya dalam waktu
tersebut kehidupannya akan
usai. Mati. “Tiga
puluh hari lagi Moriz”, ucapku
lirih. Entah dia
menyadari maksut ucapanku
atau tidak yang
pasti dia hanya
terdiam, membiarkan aku
pergi darinya.
To Be Continued ...
4 Comments
Morizz. Wkekekek
ReplyDeleteHahaha... Maaf ada apa ya?
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami:)
Terus semangat untuk kelanjutannya.
ReplyDeleteMasih menata semangat nih.
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami:)