PARADOKS Bagian 17
Ruangan ini
sunyi senyap, tiada sepotong
kata yang berkeliaran.
Raut wajah ibu
seolah tak dapat
mempercayai apa yang
telinganya dengar. Tersenyum,
mungkin ia menganggap
setiap kisah yang
aku sampaikan sebagai
cerita senja di akhir
hari. Cahaya jingga
memenuhi ruang namun
perlahan meredup, gelap
dan hitam. Ibu
masih saja termenung
dalam kekosongan, mungkin
ia sedang mencerna
apa yang akalnya
telan. Seolah fakta
berubah menjadi fiksi
sebab nalar tak
mampu menggapai intuisi.
Hembusan napas panjang
keluar berulang-ulang dari diafragma.
Sepasang bola mata
menatapku, seolah ada
kata tersirat yang
ingin ia sampaikan.
Namun pesan tak
mampu aku pahami.
Masa emas
telah berakhir, manusia
telah menjadi roh
abadi penjaga bumi
kecuali aku. Zeus,
dewa yang berkuasa
masa itu menciptakan
manusia baru dan
merubah tatanan semesta.
Manusia terlahir lagi
dan bumi dibagi
menjadi empat musim.
Mungkin hanya bertambah
musim namun memberi
dampak cukup besar
dalam kehidupan manusia. Manusia
harus berusaha untuk
memenuhi kebutuhan pangan
karena tumbuh-tumbuhan tak
lagi berbuah secara terus-menerus.
Manusia mulai membutuhkan
tempat tinggal untuk
berteduh ketika musim
hujan tiba.
Suatu malam, Zeus turun ke bumi, bukan
untuk berkunjung namun
untuk bertitah bahwa
manusia harus memberi
sesembahan pada dewa berupa
bagian tubuh hewan.
Kami yang tak
pernah berburu dan
hanya mengandalkan hasil
bumi dengan sangat
terpaksa memulai perburuan.
Susah payah kami melakukan perburuan
dengan senjata seadanya.
Perburuanpun dimulai. Mengintai,
berlari, menyergap dan banyak hewan
dengan jerih payah
tertangkap. Aku sangat
lelah, begitu pula
yang lainnya. Sesosok
dewa datang pada
manusia, membantu memisahkan
daging dari tulangnya.
Dua bagian tercipta,
daging terbungkus trites menjijikan
dan tulang-belulang berbalut
lemak yang menggiurkan.
Hari untuk
persembahan telah tiba,
Zeus kembali turun
kebumi. Sesembahan telah
disiapkan tiba saatnya
Zeus memilih. Dengan
kejeniusan dewa yang
membantu kami, Zeus pun terperdaya.
Ia memilih yang terlihat menggiurkan
tanpa dia tahu
apa yang ada
di dalamnya. Semenjak
saat itu kami
memberi dewa tulang
yang amat banyak. Peristiwa
itu menyulut amarah
Sang Penguasa. Zeus
pun mengambil satu
elemen yang ada
di bumi, yaitu
api. Dunia gelap,
dingin, tumbuh-tumbuhan tak
tumbuh subur dan
hewan-hewan banyak yang
menjadi bangkai. Kami tidak bisa berbuat apa-apa
hingga dewa yang pernah membantu
kami mengembalikan api
kedunia.
Singkat dari
panjangnya kisah di masa perak, manusia
menolak untuk menyembah
Dewa. Tak pernah
ada yang tahu tentang ulah
Zeus, yang pasti
ia dalam kondisi
murka dasyat. Entah
apa yang terjadi
di dunia, manusia
mulai menua, sakit-sakitan hingga gangguan
jiwa menghampiri di ujung usia. Dunia mulai memperbudak manusia, kehidupan tak tercukupi, busung lapar dan berujung kematian.
Penglihatanku pergi dari mata,
pendengaran meninggalkan telinga serta kesadaran keluar dari
raga. Kehidupan berakhir.
To Be
Continued ...
4 Comments
Menarikkkk tapi lumayan seremm😆
ReplyDeleteTidak ada niatan untuk membuat seram...
Delete*terimakasih telah mengunjungi blog kami:)
Ini masih panjang lagi ya kak .. 😊👍
ReplyDeleteLumayan lah, hahaha
Delete*terimakasih telah mengunjungi blog kami:)