PARADOKS Bagian 18
Ketika aku
membuka mata untuk
kedua kalinya seluruh
manusia telah menjadi
tengkorak. Tengkorak yang
mati karena kehausan
dan kelaparan. Berapa
lama aku tertidur?
Kenapa lagi-lagi aku
selamat dari kematian?
Masa perak berakhir,
mungkin aku satu-satunya
manusia yang berada
di muka bumi
kala itu.
“Kenapa? Lanjutkan
saja nak, ibu
akan dengar cerita-ceritamu”, ucapnya
dengan tersenyum.
Aku terdiam, tak melanjutkan kisah-kisah masa laluku. Ibu beranjak dari tempatnya duduk, mengambil segelas air untukku minum.
“Minum dulu nak”.
Aku terdiam, tak melanjutkan kisah-kisah masa laluku. Ibu beranjak dari tempatnya duduk, mengambil segelas air untukku minum.
“Minum dulu nak”.
Aku kembali
meneruskan kisahku, malam
ini akan menjadi
kisah panjang lima
masa kehidupan dunia.
Masa ke tiga,
masa perunggu.
Langkah kaki
semakin berat, begitu
lelah untuk menapaki
semesta yang begitu
luas. Hujan, terik
matahari, gurun, lembah,
aku letih lesu
dengan perjalanan yang
tak berujung. Tidak
adakah kehidupan di
dunia ini? Tanyaku dalam
diam. Entah berapa
mill jarak yang
telah kutempuh, berapa
banyak langkah kaki
menjejaki bumi, mungkin seperti inilah usai
dari usiaku. Ternyata
belum saatnya aku
mati, masih ada
peradaban baru yang
menunggu.
Zeus telah
menciptakan manusia-manusia baru.
Manusia baru yang
sangat-sangat kuat di
bandingkan masa sebelumnya.
Umat manusia saat
itu diberikan keistimewaan
dengan kekuatan fisik
mendekati para dewa.
Dibalik kelebihan dapat
menciptakan keburukan yang
amat besar. Tepat
dihadapan mataku, kulihat
dengan sangat jelas
seseorang yang menebas
leher saudaranya. Darah segar mengucur
dan memercik dari
leher yang kehilangan
kepalanya. Badan tergeletak
begitu saja sementara
kepala menggelinding dan
berhenti ketika menabrak
kakiku. Mata dari
kepala tak berbadan
itu melotot bak terkejut sebab menatap iblis.
Laki-laki itu menuju
kearahku dengan menyeret
pedang tanpa selongsong.
Senjata yang nampak
tajam dan mengerikan.
JLEEEBB!! Pedang menancap
tepat di bola
matanya. Darah muncrat
mengenai kakiku, masih
hangat.
Masa itu
semua orang mengenakan
zirah dan membawa
senjata. Kesombongan memenuhi
jiwa mereka. “Siapa
yang terkuat dialah
pemimpinnya”, istilah yang
begitu melekat pada
masa itu. Perebutan
kekuasaan dengan cara
yang tidak manusiawi.
Kekejaman adalah sebuah
kesenangan tersendiri bagi
mereka. Potong tangan,
potong kaki, penggal
kepala, tusuk jantung
telah menjadi hal
yang wajar. Manusia
saling membunuh, merebutkan
gelar terkuat di
antara manusia lainnya.
Entah kenapa
setelah menusuk bola
mata kepala itu,
dia tidak memenggal
pula kepalaku. Aku
mematung dihadapan ini
semua. JLEEEBB!! JLEEEBB!! JLEEEBB!!
Darah kental keluar
dari mulutku padahal
perutkulah yang tertusuk-tusuk. Pedang
telah menembus tubuhku,
tak cukup sampai
disitu tangan serta
kakipun perlepas dari
kuasaku. Saat itu
aku kira akan
mati. Berbeda seperti
manusia lainnya, aku
mulai bosan dengan
kehidupan. Ternyata aku
belum mati.
Aneh, aku
ingat betul perutku
tertusuk senjata tajam
bahkan usus-usus telah
keluar dari badan,
tangan serta kaki
pun putus tapi
kenapa aku masih
hidup. Sekujur tubuh
utuh tanpa bekas
luka sedikitpun. Sepanjang
mata memandang, semua
air. Bumi tenggelam
kehidupan berakhir kembali.
To Be
Cointinued ...
8 Comments
😶 sbentar, Athan ingat masa reinkarnasi tw gimana?
ReplyDeleteWaduh, kelewatan cerita mungkin kaka. haha
Delete*terimakasih telah mengunjungi blog kami:)
Aku langsung loncat nih bacanya
ReplyDeleteIni gimana sih ka ceritanya bisa unik bgt gini
Inspirasinya dari mana dari cerita asli kah? 😍
Inspirasi dari wikipedia, hahaha
Delete*terimakasih telah mengunjungi blog kami:)
Salut deh bisa bikin cerita gni
ReplyDeleteHaduh, pusing
Delete*terimakasih telah mengunjungi blog kami:)
Ini ngeri meski tak begitu pah. Masih sambungannya yg kemarin?
ReplyDeleteIya masih, selama ada tag cerbung
Delete*terimakasih telah mengunjungi blog kami:)