PARADOKS Bagian 6
     Ini  kali 
kedua  melihatnya  terluka. 
Kali  kedua  menatap 
kekosongan  dalam  luka 
yang  seharusnya  penuh 
rintih,  isak  tangis 
air  mata.  Orang 
tua  mana  ketika 
melihat  kulit  anaknya 
tersayat  masih  bisa 
tenang  dengan  kesibukan 
pribadinya.  Orang  tua 
mana  yang  mampu 
acuh  mengetahui  mental 
anaknya  sekarat  terusik 
kehidupan  yang  tak 
manusiawi.  Aku  seorang 
dokter,  seharusnya  aku 
mengerti  karakter  manusia 
tetapi  aku  masih 
merasa  tak  begitu 
memahami  apa  yang 
dirasakan olehnya.  Akankah  aku 
kembali  gagal  menjadi 
orang  tua.  Kehilangan 
orang  yang  terkasih 
karena  kesalahan  yang 
sama.  Sebodoh  itukah 
aku  menjadi  orang 
tua?  Namun  yang 
aku  tahu  pasti, 
aku  akan  berusaha 
menjadikan  pelajaran  diatas 
semua  yang  telah 
terjadi  di  masa 
sebelumnya  untuk  dia,  Athan. 
Satu-satunya  cahaya  yang 
masih  aku  miliki 
didunia  yang  penuh 
dengan  kenistaan  ini.
     “Athan ...  ibu  pulang”,  sambutnya 
sumringah  di  awal 
membuka  pintu.
“Athan ingin tahu gak, ibu habis dari mana?”.
“Kok diam aja sih. Ya udah deh ibu gak jadi cerita”, cecarnya melihat aku yang tak merespon. Sebenarnya bukan aku tak mau, melainkan tak tahu harus merespon dengan cara yang bagaimana dan karena itu aku memilih diam. Setelah aku pikir, mungkin aku hanya perlu tersenyum. Beranjak dari posisi aku berbaring, duduk disamping ibu dan tersenyum. Mungkinkah itu cukup?
“Athan ingin tahu gak, ibu habis dari mana?”.
“Kok diam aja sih. Ya udah deh ibu gak jadi cerita”, cecarnya melihat aku yang tak merespon. Sebenarnya bukan aku tak mau, melainkan tak tahu harus merespon dengan cara yang bagaimana dan karena itu aku memilih diam. Setelah aku pikir, mungkin aku hanya perlu tersenyum. Beranjak dari posisi aku berbaring, duduk disamping ibu dan tersenyum. Mungkinkah itu cukup?
     “Kok  Athan 
senyum?  Selucu  itukah 
ibumu  ini  nak? Hem?”, 
ucapnya  dengan  wajah 
yang  nampak  begitu 
excited.  Aku 
kembali  tersenyum  dan 
mencoba  sedikit  jujur 
dengan  apa  yang  ada  pada  diriku.
     “Aku  hanya 
ingin  seperti  manusia 
yang  lain”.
Mendengar 
ucapanku  tersebut,  untuk 
sesaat  raut  wajahnya 
berubah.  “Athan  bicara 
apa  sih?  Athan 
kan  sama  seperti 
ibu,  manusia  biasa”. 
Mendengar  jawaban  darinya, 
aku  kembali  tak 
merespon.  Mungkin  saat 
ini  aku  harus 
puas  dengan  apa 
yang  aku  terima. 
Biarkan  saja  seperti 
ini  terlebih  dahulu.
     Apa  yang 
sebenarnya  di  sembunyikan 
dari  dalam  diri 
anakku.  Aku  tahu,  ada  sesuatu 
hal  yang  belum 
pernah  terucap  bahkan 
tersampaikan  langsung  oleh 
tubuh  ringkihnya.  Aku 
tak  akan  memaksa, 
hanya  ingin  membuatnya 
merasa  nyaman  dan 
berharap  suatu  hari 
nanti  dia  akan  berdamai  dengan 
gejolak  yang  ada  di  dalam  dirinya.  Menjadi 
orang  tua  sekaligus 
teman,  dimanapun,  kapanpun 
dan  pada  kondisi 
apapun.  Aku  akan 
selalu  mengusahakan  apapun 
untuk  membahagiakannya.  Bahkan  jika  ia  meminta  apa  yang  ada  di  antara  langit  dan  bumi  ini  ada  di  genggamannya,  aku  akan  mengupayakannya.  Akan  tetapi 
sampai  detik  ini  ada  satu  pertanyaan  yang  melayang-layang  di 
kepalaku.  Pertanyaan  yang  tak  henti  terpikirkan  jawabannya 
agar  membuatnya  puas.  Namun  seolah,  apa 
yang  aku  lontarkan  sama  sekali 
tak  menjawab  keresahannya 
selama  ini.  “Ibu 
ajari  aku  bersikap 
seperti  manusia  pada 
umumnya”.  “Aku  hanya 
ingin  seperti  manusia 
lainnya”.  Harus  jawaban  yang  bagaimana  hingga  dapat  menyirnakan 
kehausan  akan  pertanyaan 
jati dirimu,  Athan.  
To  Be  Continued  ...
16 Comments
Next 👍
ReplyDeleteTunggu episode selanjutnya
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami:)
Lanjut 👏
ReplyDeleteTunggu episode selanjutnya
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami:)
Keep strong, Mom! Athan masih dalam proses
ReplyDeleteProses rehabilitasi 😂
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami
Terharuuu aku
ReplyDeleteAku terhura. Huhuhu
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami:)
Pada umumnya itu yang bagaimana, Athan?
ReplyDeleteAthan juga bingung untuk menjelaskannya.
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami:)
Apasih maunya Tahan???
ReplyDeleteTahan? Maksudnya tuh gimana? Typo ya...
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami
Konflik internalnya digali begitu dalan disini. Jadi makin penasaran.
ReplyDeleteThnks, masih berusaha buat konsisten.
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami:)
Menunggu
ReplyDeleteMenunggu juga😁
Delete*Terima kasih telah mengunjungi blog kami:)